Kamis, 07 Juni 2012

A. Model Pembelajaran PKn yang Berorientasi Pada Pendidikan Nilai


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Penulisan
Pendidikan nilai dan moral memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan budi pekerti dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari Pendidikan Nilai dan Moral dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah budi pekerti, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. 
Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian siswa melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan budi pekerti.
Berkaitan dengan pembahasan di atas, bahwa pendidikan nilai dan moral adalah sebuah wadah pembinaan akhlak. Maka hal ini perlu adanya sebuah pendekatan yang akan membawa siswa atau peserta didik untuk memaknai dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Disampaikan itu kepada calon pendidik, khususnya seorang guru yang kemudian dijadikan sebagai pengetahuan untuk menerapkan nilai dan moral dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar maupun di tingkat selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Model Pembelajaran PKn yang Berorientasi Pada Pendidikan Nilai
Pada kegiatan ini kita akan mempelajari tentang bagaimana gambaran model pembelajaran PKn yang berorientasi Pendidikan Nilai dan Moral Pancasila. Perlu kita pahami bahwa salah satu ciri dan sekaligus pendekatan Pkn adalah sebagai pendidikan Nilai dan Moral lebih khusus lagi pendidikan Nilai dan Moral Pancasila. Pendidikan nilai dan pendidikan moral, dua istilah yang sering digunakan secara bergantian atau bersamaan untuk memberikan penegasan terhadap makna pendidikan. Pendidikan nilai adalah program dan proses pendidikan yang lebih menekankan kepada pengembangan aspek afektif dari pada aspek kognitif,
Pengertian nilai menurut bahasa dapat diketahui berasal dari bahasa Yunani: valere yang artinya kuat atau baik; dalam bahasa Inggris dinamakan value. Dalam kamus umum bahasa Indonesia WJS Poerwadarminta dikatakan, bahwa nilai mempunyai arti: mutu, kadar, angka, kepandaian; sifat-sifat hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Perlu kita ketahui bahwa istilah nilai dikenal dengan kata value atau valere yang artinya baik atau kuat atau berharga. Pengertian berharga adalah memiliki manfaat bagi dirinya maupun lingkungannya, dengan demikian perbuatannya akan selalu memberikan kebaikan bagi kehidupan sebagai warga Negara.

B.     Model Pembelajaran PKn yang Berorientasi pada Pendidikan Moral Pancasila
Moral adalah lebih bersifat datang dari luar diri seseorang yang dengan pendidikan dibinakan kepada peserta didik hingga menjadi bagian dari kepribadiannya, Moral tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyrarakat yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap seseorang untuk menerimanya, menganut dan melaksanakannya. Dengan demikian moral itu bersifat normatif dan imperatif, memiliki daya paksa untuk dipatuhi untuk ditaati dan diterimanya agar terjadi ketertiban dalam pergaulan di masyarakat. Agar moral itu dapat dimiliki, diyakini dan dilaksanakan maka perlu adanya upaya membina secara efektif salah satunya adalah melalui pendidikan moral.
Perlu Anda ketahui bahwa Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia memiliki nilai filosofis yang secara normatif mengandung sejumlah norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang secara moralitas mengharuskan setiap warga negara menaatinya untuk mencapai tujuan hidup bernegara. Dalam hal ini warga negara yang baik adalah yang memiliki  moralitas yang tinggi untuk menerima, memiliki, dan kesediaan untuk melaksanakan berbagai ketentuan hidup bermasyarakat bernegara dan berbangsa.
Moral sebagai norma kepatutan berkembang dan dipelihara dihormati dalam kehidupan bersama dalam masyarakat, bagaimana hal-hal tersebut yang berbeda dalam masyarakat mempribadi dimiliki oleh setiap pribdi warga Negara. Pendidikan moral secara sederhana mengkaji bagaimana peserta memiliki kemampuan untuk memperkokoh moralitasnys sehingga moral itu menjadi sistem nilai yang mempribadi' Pendidikan moral berusaha mencapai ke tahap yang paling tinggi yaitu menjadikan moral itu menjadi prinsip diri yang akan senantiasa dijadikan rujukan untuk menetapkun baik buruk dalam memilih sesuatu perbuatan agar sesuai dengan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat.

C.    Teknik Merancang Pembelajarn PKn yang Berorientasi pada Pendidikan Nilai dan Pendidikan Moral Pancasila
Pada kegiatan ini kita akan mempelajari tentang bagaimana teknik merancang pembelajaran PKn yang berorientasi Pendidikan nilai dan Moral Pancasila, Lebih khusus akan difokuskan bagaimana teknik merancang strategi pembelajarannya. Seperti telah anda ketahui bahwa berbicara strategi akan meliputi tahapan tertentu seperti Anda telah pelajari pada kegiatan terdahulu. Perlu anda ketahui bahwa Pendidikan nilai dan Pendidikan moral dilihat dari strategi pembelajarannya adalah sama yang secara keilmuan dikategorikan pada kajian pencerahan nilai yang dikenal dengan sebutan Teknik  Mengklarifikasi Nilai (Value Claification Technique) suatu model pembelajaran dengan teknik menggali untuk mengklarifikasi nilai, dengan tujuan memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kajian bagi pencerahan suatu nilai dan moral untuk memperjelas sehingga siswa memahami merasakan kebenaran dan manfaat dari suatu nilai sehingga nilai-nilai tersebut menjadi mempribadi terintegrasi dalam sistem nilai pribadinya.
Teknik Klarifikasi Nilai (value clarification technique) adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran nilai dan moral, yang dikembangkan secara khusus dalam pendidikan nilai dan moral. Beragam jenis dan bentuk pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dan tujuan pendidikan tersebut. Antara lain dilengkapi beragam teknik dan permainan antara lain memuat kajian dilema moral sebagai media stimulus pembelajarannya. Tujuannya model pembelajaran ini sebagai media internalisasi dan personalisasi suatu nilai dan moral. VCT itu sendiri "sebenarnya salah satu pendekatan dalam pendidikan nilai yang memberikan bantuan dalam proses pemahaman dan penyadaran pemilikan nilai serta kemampuan untuk menggunakannya dalam memecahkan masalah-masalah yang kehidupan yang berhubungan dengan sistem nilai. Hal ini ditujukan untuk memilih perbuatan yang terbaik yang mendukung penampilan prilaku akhlak mulia sebagai warga negara.
Proses penyadaran dengan klarifikasi nilai dipandang efektif dengan tujuan memperkokoh nilai dan moral pada peserta didik. Pada pokoknya VCT meliputi proses memperkuat pengalaman belajar nilai melalui kesempatan untuk berpikir nilai, merasakan kegunaan dan manfaat nilai dan pengalaman mengomunikasikan nilai yang dimilikinya serta melaksanakan nya dalam kehidupan bersama. Perlu Anda ketahui bahwa VCT tidak mengembangkan nilai-nilai yang bersifat mutlak seperti yang bersumber dari agama karena itu sudah seharusnya mutlak untuk ditaati oleh para penganutnyaa. Akan tetapi VCT dapat mengembangkan nilai-nilai yang relative dengan menggunakan nilai-nilai yang bersumber dari agama sebagai dasar pertimbangannya.
Khususnya dalam moral Pancasila karena sila Pertama Ketuhanan yang maha Esa. Tuntutan ini sekaligus merupakan cirri khusus PKn yang dikembangkan dengan berorientasi pada pendidikan nilai dan moral Pancasila. VCT berangkat dari anggapan bahwa nilai tidak dapat dipaksakan akan tetapi dipilih, tidak cukup dicontohkan akan tetapi harus dirasakan, dengan demikian lebih menekankan kepada proses pembelajaran. Dengan demikian menekankan kepada pengalaman, pembelajaran adalah proses pengalaman belajar. Dengan pengalaman ini akan membentuk kemampuan  kejelasan, dan kemampuan untuk menggunakannya sebagai dasar memilih dalam berprilaku.
Pengalaman pembelajaran ini mencakup kegiatan pemilihan, merasakan, dan melakukan. Selanjutnya untuk memahami jenis teknik dan bagaimana merancang pembelajaran dengan VCT ikutilah deskripsi beberapa model VCT berikut ini:

1.                METODE PERCONTOHAN
Metode percontohan pembelajaran yang berpola pada suatu contoh perbuatan yang kemudian dijadikan bahan analisis dan dijadikan sebagai bahan stimulus untuk melakukan kajian moral secara mendalam. Contoh yang diangkat sudah memperhatikan realistiknya dalam kehidupan keseharian dan dipilih berdasarkan pertimbangan, begitu pula sudah memenuhi target ideal nilai dan materi pelajaran PKn. Antara lain suatu peristiwa tertentu, atau cerita rekaan yang sangat memungkinkan terjadi, dapatjuga diangkat dalam bentuk contoh gambar, slide,beita atau tayangan singkat sinetron TV. Prosedur pembelajarannya meliputi:
a.         penyampaian contoh, bisa dilakukan dengan memperagakan, membacakan sebaiknya dilakukan oleh siswa.
b.         penggalian nilai, yaitu pandangan subyek didik tentang contoh tersebut yang akan menunjukkan nilai yang dijadikan dasarnya, antara lain dengan siswa memperhatikan, mengamati, mendengarkan, menghayati, berimajinasi, bereaksi dengan memberikan komentar dan pendapatnya secara langsung, dapat dilakukan secara individual maupun dalam kelompok melalui diskusi kelompok.
c.         kegiatan pendalaman, melaiui diskusi untuk saling mengenal pandangan dan pilihan nilai setiap orang, menciptakan. Suasana yang memungkinkan setiap orang partisipasi dalam penggalian nilai dengan mengajukan pertanyaan, memberikan dorongan pada siswa membuat catatan. ringkasan, merumuskan hasil diskusi.
d.        pemantapan melalui diskusi untuk menatapkan posisi pendapat dan pilihan, mengemukakan rasional posisi pilihannya,
e.         pengarahan dan penyimpulan dilakukan dengan bimbingan guru secara bersama siswa membuat kesimpulan dapat juga proses pelurusan sesuai dengan moral yang terkandung dalam contoh tersebut, guru memberikan tanggapan, siswa memberikan tanggapan terhadap pendapat temannya, dapat dilanjutkan dengan membuat catatan,
f.          kegiatan lanjutan untuk lebih memantapkan keyakinannya, dilaksanakan kegiatan yang memperkuat pengalaman pembelajaran. Antara lain dapat pemberian tugas untuk menemukan berbagai contoh dalam kehidupan di lingkungan siswa yang berkenaan dengan contoh yang dijadikan siklus pembelajaran tersebut.

2.      METODE VCT DENGAN PEMBUATAN DAFTAR
Metode pembuatan daftar ini banyak digunakan karena mempersiapkan dan melaksanakannya  relatif mudah dan dapat digunakan secara meluas pada setiap pokok  bahasan. Tujuan pembuatan daftar diarahkan sebagai media untuk menilai diri sendiri dan untuk membina konsep sendiri. Secara aktif siswa dapat melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri melalui daftar yang diajukan padanya. Siswa diberikan kesempatan untuk menilai dengan menggunakan kondisi sebelum atau pada saat setelah pembelajaran terjadi. Salah satu modelnya dapat juga membuat daftar penilai pribadi tentang pendapat orang mengenai dirinya sendiri. Dalam penilaian ini dimungkinkan untuk melakukan imajinasi penilaian. Hal ini bertnjuan untuk memberikan kesadaran bahwa setiap perbuatan dalam kehidupan bersama akan melahirkan penilaian dari orang lain terhadap dirinya. Kemampuan mengantisipasi penilaian orang lain ini memungkinkan yang bersangkutan dalam memperkokoh sistem nilai untuk dijadikan acuan perbuatannya sehingga dalam berakhlak mulia.
Metode ini dapat mencakup berbagai isu dan konsep moral dan nilai misalnya, hukum, keagamaan, sosial, ekonomi, lingkungan hidup. Metode ini fleksibel maupun diadakan awal pembelajaran pada pembelajaran atau untuk penutup dalam pembelajaran. Pembuatan daftar ini dalam PKn dapat diturunkan konsepnya dari analisis pokok bahasa, tentang analisis kandungan nilai dan moralnya. Kemudian dijadikan dasar untuk mnembuat model daftarnya.
Perhatikanlah contoh daftar berikut ini Teknik Penentuan Tingkatan urutan. Daftar ini berangkat dari kenyataan bahwa sering dihadapkan kepada pengambilan keputusan untuk menentukan sekala prioritas, terutama sumber terbatas sedangkan kebutuhan tak terbatas, siiswa dilatih untuk pandai melakukan pilihan berdasarkans tandarn ilai yang kokoh.
Model daftar ini paling sederhana, penyajiannya diawali dengan penjelasan materi pembelajaran ini, kemudian diajukan pertanyaan apakah yang menjadi urutan utama jika dihadapkan kepada pilihan seperti ini ?, kemudian siswa diminta masing- masing mengisi daftar isi untuk mengurutkannya diawali dengan yang dianggap paling penting sesuai dengan pertimbangan dan alasan masing-masing, Dilanjutkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan daftar pilihannya beserta alasan, dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk saling memahami posisi dan alasan nilai moral yang lain. Dengan memberikan tanggapan' pendapat atau komentar, dilanjutkan dengan membuat kesimpulan-kesimpulan dan diakhiri tindak lanjut sesuai dengan kebutuhan misalnya dikaitkan dengan masalah sosial yang actual, misalnya krisis ekonomi, Kelangkaan BBM. Banyaknya pengangguran dan lain-lain Anda perlu ketahui bahwa banyak model Pembuatan Daftar untuk menilai diri sendiri ini antara lain Model Menilai Keadaan diri kita menurut penilaian Orang lain. Teknik Menilai di sendiri dengan Perisai diri Misalnya Gambaran Kepribadian Saya tentang pelanggaran Hal Asasi Manusia, dituliskan sejumlah konsep sebagai kunci bagi pendeskripsian, Misalnya penaatan terhadap hukum, menegakkan HAM, memperkaya sendiri, memaksakan pendapat sendiri dan lain-lain. Yang dituangkan dalam perisai berkotak isian.

3.      METODE VCT MELALUI TEKNIK MENILAI NASKAH TULISAN
Teknik pembelajaran nilai ini menggunakan naskah tulisan sebagai bahan kajian dan penilaian oleh siswa bisa dilakukan secara individu maupun kelompok. Naskahnya dipilih atau dibuat oleh guru berkaitan dengan pokok bahasan. Bisa naskah tulisan dalam Koran tentu dipilih yang memiliki kandungan nilai dan moral. Target nilai ditetapkan oleh guru kemudian disampaikan kepada siswa . Selain naskah tulisan juga disiapkan lembar kerja yang akan diisi oleh siswa berdasarkan hasil penilaian terhadap naskah tersebut, Lembaran kerja dapat berupa daftar nilai-nilai yang kemudian dapat dijadikan petunjuk bagaimana melakukan penilaian naskah tersebut. Antara lain memuat sebagai berikut:
a.        siswa diminta untuk membaca dan menelaah keseluruhan naskah
b.        siswa diminta untuk menuliskan pendapat dan penilaian bagian tertentu dalam tulisan tersebut.
c.        Siswa diminta untuk memberikan penilaian (baik, buruk, patut,  tidaknya, sesuai tidak sesuatu perbuatan dalam naskah tersebut dengan perundangan atau menurut perasaan siswa sendiri.
Langkah pembelajaran:
1)        Guru menyajikan naskah untuk disimak oleh siswa
2)        Siswa mempelajari lembaran kegiatan yang berisi petunjuk
3)        Siswa menuliskan hasil penilaiannya
4)        Siswa diminta untuk mengemukakan hasil kerjanya atau siswa diminta untuk secara berkelompok membuat lembaran kerja berdasarkan hasil diskusi dengan menggunakan hasil kerja individual.
5)        Menyajikan hasil kelompok dan mendiskusikannya.
6)        Membuat kesimpulan bersama.
7)        Memberikan tugas lanjutan.






BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Teknik merancang pembelajaran PKn yang berorientasi Pendidikan nilai dan Moral Pancasila lebih difokuskan bagaimana teknik merancang strategi pembelajarannya. Pendidikan nilai dan Pendidikan moral dilihat dari strategi pembelajarannya dikenal dengan sebutan Teknik  Mengklarifikasi Nilai (Value Claification Technique) suatu model pembelajaran dengan teknik menggali untuk mengklarifikasi nilai, dengan tujuan memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kajian bagi pencerahan suatu nilai dan moral, untuk memperjelas jenis teknik dan bagaimana merancang pembelajaran dengan VCT berikut adalah beberapa model VCT :
1.      Metode percontohan
Metode percontohan pembelajaran yang berpola pada suatu contoh perbuatan yang kemudian dijadikan bahan analisis dan dijadikan sebagai bahan stimulus untuk melakukan kajian moral secara mendalam
2.      Metode VCT dengan metode pembuatan daftar
Secara aktif siswa dapat melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri melalui daftar yang diajukan padanya
3.      Metode VCT melalui teknik menilai naskah tulisan
Teknik pembelajaran nilai ini menggunakan naskah tulisan sebagai bahan kajian dan penilaian oleh siswa bisa dilakukan secara individu maupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA



Achmad Kosasih Djahiri. (1988). Strategi Pembelajaran IPS/PKN. Bandung: IKIP Bandung
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum 2004, standar Kompetensi Mata Pelaiaran Kewarganegaraan, Sekolah Menengah Atas dan Madrasqh Aliyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarma Al Muchtar. (2000). Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri
Suwarma Al Muchtar. (2001) Epistemologi Pendidikan lPS. Bandung: GelarPustaka Mandiri.
S, Winataputra. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi, Disertasi. Bandung: Program pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Boud, D. & Feletti, G.I. (Ed.). (1997). The Callenge af Problem-Based Learning. Boston: A llYn& Bacon.
BouhuiysA, .A.J.,S chmidtH, .G.,B erkel,H J.M. (Eds.)(. 1993). Problem-Based Learning on Educational Strategy' Netherlands: Network Publishers.
Elaine, B. (2002).ContextuaTl eaching& Ixaming' California: Conwir Press Inc.

2 komentar: